Setiap pagi ketika saya pergi bekerja jalan ini pasti saya lewati, dan banyak tulisan yang saya buat ketika inspirasi saya berkembang disepanjang jalan ini, saya ingat benar beberapa kali saya menangis sambil berjalan. Jalan ini cukup sepi, maka sering kali saya tidak peduli dengan air mata saya yang mengalir.Dan jalan ini cukup berhasil membuat saya tertarik untuk menulis..
Dan inilah meja kerja saya, yah tiap hari saya behadapan dengan computer ini..seperti sama halnya dengan gambar yang saya ambil, meja saya jarang terlihat rapi dan sepertinya sulit untuk membuat meja kerja selalu rapi karena selalu ada saja file-file yang diinput. Terkadang ketika saya sudah menemukan waktu santai computer ini pun sudah menjadi bukti dimana jari-jari saya mulai bergerak dan menorehkan tulisan-tulisan.
Setelah pulang kerja waktunya untuk saya pergi kuliah, diantarkan sebuah angkutan kota jurusan Riung-Dago, tanpa disadari sudah banyak kejadian yang saya saksikan didalam angkutan mulai dari melihat copet, anak menangis kencang, anak-anak pelajar yang membicarakan guru dan kecengan dan satu kejadian yang sangat saya ingin lupakan adalah seorang exibionisme yang saya temui didalam angkutan tersebut. Namun semua kejadian memiliki makna, tergantung dengan apa yang kita pikirkan dan nilai..dan semuanya kembali saya torehkan dalam tulisan
Setelah pulang kerja dan kuliah saya kembali kerumah, dan anjing inilah yang selalu pertama saya jumpai, anjing ini bernama ‘prudence’. Gonggongannya terkadang membuat saya tersentak, seolah-olah dia bertanya “apa yang kamu lakukan seharian ini?”. Dan ini cukup membuat saya untuk mengoreksi dan berakhir dalam tulisan..
Ini adalah potongan dari lapangan biasa saya berlatih cheerleaders, ya C4C menjadi tim yang saya banggakan. Banyak inspirasi yang saya dapatkan setelah selesai berlatih..mulai dari mengenai kerjasama, kekuatan, pengorbanan, kepercayaan dan karakter dan akhirnya pun kembali tertoreh dalam tulisan..
Sondy..ya dia bernama sondy, seperti yang saya pernah saya tulis mengenai dia. Persahabatan kita cukup lumayan lama dan rasanya sulit untuk bisa menangis ketika dengannya begitupun sebaliknya, karena kami tidak pernah membuat ribut masalah yang ada..jawaban kami hanya ‘tertawa’..keceriaan itu kembali membuat saya untuk dapat menulis..
Masih banyak hal yang menjadi inspirasi saya untuk menulis dan semuanya tergantung dair hikmat-Nya..
DIA menjadi dasar inspirasi..
No comments:
Post a Comment