Wednesday, November 9, 2016

Dia adalah Kasih


Hidup ini ternyata begitu rumit, bagi mereka yang sulit menyempatkan untuk tersenyum.
Namun sebagian dari mereka juga melihat hidup ini indah.
Mengapa mereka bisa tersenyum setiap hari? 
Apakah senyuman mereka hanya tipuan setiap harinya?
Mengapa mereka bisa tertawa lepas, 
bahkan terbahak-bahak dihadapan manusia yang sedang mengadu angan dengan tiupan angin.
Aku berjalan, perlahan tapi tak pasti. 
Karna terkadang aku tak memahami banyaknya kerikil yang mengganggu, 
banyaknya titik hujan yang menusuk asa.
Selepas ku duduk, kulihat ada Dia yang disampingku.
Aku tak sadar berapa lama ia mengikutiku
Mataku seperti rabun, membuat pandanganku kabur melihat wajahnya, entah siapa Dia..
Seketika aku melihat pelangi, ya..pelangi sahabat indah bagi sang hujan, meski mereka tak selalu datang bersamaan, namun kaitan tak bisa membohongi persahabatan mereka, hujan dan pelangi..
Aku kembali berdiri, menghampiri dekat Dia, berusaha mengenal sosok Dia
Ternyata, Dia..
Sebenarnya Dia selalu ada
Dia selalu mendampingi
Dia selalu tau keadaanku
Dia selalu tersenyum
Dia selalu berusaha untukku
Dia hanya butuh kehadiranku
Itu menjadi alasanya untuk selalu mengikutiku


dan Dia adalah Kasih.

Saturday, February 7, 2015

Siapkah kita?


Telah lama aku menantikannya, waktu yang tidak pernah aku ingin lewatkan dalam hidupku.
Bertemu dan mengucapkan janji untuk selalu melangkah bersama dan berhitung waktu dengannnya, apakah kau juga menantikan waktu-waktu itu terjadi dalam hidupmu?

Anganku mulai bermain dalam khayal, seakan kebahagiaan yang sesungguhnya hanya berjarak dekat, dan sangat dekat untuk aku raih.

Aku semakin ingin berlari kencang, mengambil kebahagiaan yang memang semestinya menjadi milikku, bukankah ini yang seharusnya memang aku dapatkan? Ya, aku ingin segera hidup dalam kebahagiaan bersamanya.

Tiba-tiba angin berbisik ditelingaku, tiba-tiba matahari seperti memberi cahaya isyarat.
Aku memandang pada rumput yang mulai berguguran, seolah ia bercerita tentang sebuah perpisahan.

Alam seperti ingin bercerita tentang sebuah siklus hidup, tentang pertemuan dan perpisahan, tentang rotasi hidup yang tak selalu seperti harapan, dan..hampir saja aku ingin beranjak, menutup mata dan telingaku.

Tapi aku coba membuka mata, mencoba mendengar cerita alam, mencoba melihat realita yang ada.

Bahkan seolah-lah dia pun bertanya padaku  tentang…
“apakah kau meyakini waktu yang kau tunggu?”
“tidakkah kau tahu bahwa kebersamaan tak selalu bersama”
“bahwa kebahagiaan sebuah kata yang akan berlalu dengan cepat”

Aku terdiam, aku terbius oleh ancamannya.
Cukup lama aku terdiam, dan tak terhitung pilihan dibenakku

Dan disaat itupun aku mengingat Pencipta hidupku, seolah Sang Pencipta memberikan pilihan untuk aku tak memilih apapun,
Ya..memilih untuk tak memilih, karna ternyata segala ancaman tidak pernah DIA tawarkan padaku.

Dengan gugup aku bertanya, apakah kebahagiaan sejati bisa kudapatkan disisa hidupku dimuka bumi ini?

Seperti hanya senyuman dan seolah DIA memang telah menyediakan segala sesuatu yang aku harapkan.

Bukankah DIA sang Pencipta? Bukankah Pencipta selalu memberikan yang terbaik dan keindahan yang sejati bagi ciptaanNya?
IA sang Pencipta tak pernah menyembunyikan kebahagiaan untuk kita nikmati,
IA sang Pencipta sangat menginginkan ciptaanNya hidup dalam tawa dan bahagia yang nyata, yang bukan sekedar angan dan benak.


Kini aku siap, melangkah dalam kebahagiaan yang ternyata memang telah Pencipta siapakan bagiku.

Friday, January 24, 2014

rela demi makan



Kepada siapa lagi kita akan bertanya, ketika tak seorangpun lagi ada dihadapan kita? Kepada diri sendiri? Bukankah kita pun tak bisa menjawabnya? Begitu banyak misteri dalam hidup ini, dan setiap manusia selalu berusaha mengambil hikmah dan hal baik dari setiap cerita hidup yang kurang diingini. Selalu ada kata terimakasih, kadang juga ada kata terlambat, namun terlalu sering telinga mendengar kata maaf.

Terlalu lama saya berharap pada sebuah “kesetiaan” namun, seperti tidak ada yang diberikannya pada saya. Jangankan sebuah ucapan terimakasih, senyuman pun seperti hambar untuknya.

Benarkah cukup sebuah “waktu” yang menguji sebuah “kesetiaan”?

Mungkin tidak, tapi apa lagi? Entahlah..

Sore itu saya berangkat menuju tempat yang sunyi, dan terlalu sulit dijangkau bagi saya. Apa yang menjadi alasan saya menempuh jarak dan menahan letihnya melangkah? Kelak saya dan kamu akan mengerti. Ketika sampai pada tempat yang tidak pernah saya bayangkan, gelap dan sunyi, dimanakah ini? dengan rasa sedih, penuh tanya dalam batin saya. Tapi memang saya yang menginginkannya dari semula, dan saya siap dengan setiap resiko dan tantangan.  Ya, disebuah desa saya menetapkan diri untuk beberapa waktu, tidak tahu sampai kapan. Untuk apa? Banyak hal yang saya ingin pelajari tentang hidup, lebih lagi saya ingin menguji diri saya, saya memang mengenali diri saya, tapi kadang kita berlari dari diri kita sendiri dengan begitu banyak alasan. Untuk itulah saya berkomitmen untuk diam ditempat terpencil ini.

Ya mungkin itu alasan utama saya, dan percaya atau tidak..saya cukup bosan dengan kehidupan dikota, dengan orang-orang yang senang bersandiwara entah dengan alasan apa, terlalu banyak yang mengaku dirinya “setia” tapi…

Mungkin kamu berpikir, apakah saya tidak punya teman? Saya punya, bahkan dua orang sahabat yang selalu membuat saya kuat. Mungkin kamu berpikir, apakah saya tidak punya keluarga? Saya punya, meski keluarga saya cukup diam, tapi saya merasakan cinta yang tulus didalamnya. Mungkin kamu berpikir,apakah saya tidak punya tujuan hidup? Stop untuk memikirkan hal-hal yang buruk dalam diri saya, saya tahu ada banyak kelemahan dalam diri saya, tapi bukankah kita punya kesempatan untuk berubah? Dan saya telah berusah melalui proses dalam perjalanan hidup ini, itulah yang membuat saya sampai saat ini memilki tujuan hidup. Kalau saya tidak punya tujuan hidup, ya untuk apa saya hidup?

Lanjut, sudah cukup lama saya berada didesa ini, dengan indahnya alam yang sangat nyata, dengan sejuknya udara yang setiap hari menghampiri nafas ini, dengan ramah dan tulusnya mereka yang disekeliling saya, menyapa tanpa sandiwara, meminta tanpa basa basi, menolong tanpa berharap balasan, dan berbicara tanpa kemunafikan, ya..merekalah orang pedalaman.

Begitu sulit hidup bagi mereka, ini fakta. Mereka menempuh jarak yang cukup jauh dengan melangkah penuh keringat yang tak pernah berhenti menetes, tapi mengapa seolah-olah mereka menikmati semua keletihan ini? semua demi makan.

“Hidup ini keras!” memang! 

Sangat benar, bagi mereka orang-orang pedalaman dan mata saya melihatnya. Banyak pandangan saya berubah tentang hidup ini setelah sekian banyak waktu saya lalui ditempat ini. Sempat saya berimajinasi, bagaimana kalau saya jadi mereka? Mungkin saya akan menangis setiap hari, dari waktu ke waktu hidup saya mungkin akan hanya berurai air mata, dan sangat memuakkan bagi mereka yang menonton saya.

Ya benar, Tuhan memang adil.

Ada banyak orang kaya dengan harta, tapi miskin dengan kerelaan.

Mengapa harta begitu memikat hati manusia..lagi-lagi entahlah.

Di suatu siang pun saya menemui matahari yang begitu tulusnya menyinari bumi dengan sangat terik, ia tak bermaksud membuat kita menderita dengan panasnya, tapi ia tulus menyinari. Mengapa manusia sering menilai matahari begitu jahat dengan teriknya. Dan ketika siang terik itu juga, seorang pria dengan keletihanya menghapus keringat diseluruh tubuhnya , ia mengambil air alam, meneguknya, selepas itu ia melanjutkan pekerjaanya sambil berbincang dengan saya, namun dalam perbincangannya tidak saya temui kata “lelah”. Lagi-lagi demi makan.

Hey, pernahkah kita merasa begitu kecewa dengan orang disekitar kita? Dan menyimpannya begitu lama, mungkin hampir saja kita bangga dengan kepahitan itu. Tapi lihat mereka, yang tidak pernah memusingkan orang disekitar mereka, yang mereka tahu hanyalah berusaha, kalau bisa makan.. syukur, kalau tidak, ya berusaha lagi. Tidak ada waktu bagi mereka menelan rasa kecewa pada manusia, mereka hanya berharap pada sang Pencipta supaya ada berkah dihari ini dan esok, cukup itu saja.

Kawan, berapa lama lagi kita seperti ini, selalu berharap angin berhembus dengan setia, berharap ada harta dihari ini, berharap dia mencintai kita, berharap semua terealisasi dengan baik, bahkan sangat baik.

Cukup!

Kita akan semakin kecewa dengan harapan yang hanya mementingkan diri sendiri. Tidak bosankah kita menjadi orang yang egois. Jika kita berharap angin berhembus dengan setia, setialah lebih dulu untuk bersyukur kepada sang Pencipta, jika kita berharap ada harta dihari ini, berusahalah membagikan apa yang kita miliki kepada mereka yang lebih membuthkan, jika kita berharap dia mencintai kita, lebih dululah kita mencintai dengan tulus tanpa memaksakan kehendak padanya, jika kita berharap semua terealisasi dengan sangat baik, aturlah hidup kita dengan sedemikian baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bagi mereka juga. Ingat kita juga membutuhkan mereka, kita tidak bisa sendiri, karena sangat tidak baik jika manusia seorang diri saja.


Monday, June 3, 2013

Mimpiku

Akhir-akhir ini saya diingatkan kembali tentang beberapa mimpi saya dulu, bahkan bisa dibilang "banyak" mimpi saya tersebut. Saya diam sejenak dan mengingat mana saja yang sudah nyata dan mana yang belum nyata. Ternyata, beberapa mimpi saya jadi nyata hanya berawal dari sebuah 'keyakinan' atau 'iman'. Ya, sesimple itu saya menyebutkan, karena kalau secara logika mungkin beberapa mimpi sulit bisa terjadi. 

Berbicara tentang mimpi tepat pada tanggal 12 April 2013 lalu saya menghampiri sebuah sekolah yang letaknya cukup jauh dari tempat saya tinggal. Awalnya pun saya penasaran dengan sekolah tersebut, ya..sekolah jurusan Pertanian, saya pikir di jaman sekarang ini sudah tidak ada sekolah tingkat menengah atas yang memilki jurusan Pertanian. Dengan alis berkerut, saya berpendapat seperti apa siswa-siswa disana, mengapa mereka masih memilki ketertarikan untuk Pertanian. Saya sering menjumpai siswa-siswi atau anak-anak remaja, dan kebanyakan dari mereka mempertahankan kemauan dan hak mereka. Dan kembali saya merasa terharu dengan sekolah yang memiki jurusan Pertanian, bahkan siswa yang sekolah disitu.

Ternya benar, sekolah memang tepat memberikan jurusan Pertanian karena daerah yang cukup jauh dari kota, dan pedalaman yang cukup sulit ditempuh untuk angkutan umum. Saya sempat memiliki pengalaman untuk transportasi, saya sempat naik mobil pick up alias kolbak, dan saya duduk diatas tumpukan kelapa-kelapa serta pisang, karena memang tidak ada angkutan umum yang kesana, hanya mobil seperti ini.

SMK Pertanian Negeri I Cipaku Kelas Pasawahan yang terletak di daerah Pasawahan , jika dalam bahasa sunda ‘pasawahan’ berarti persawahan. Kepala Sekolah yang masih muda dan cukup ramah menjelaskan tentang sekolah tersebut, sambil saya melihat pemandangan lahan-lahan yang sedang ditanami berbagai macam tanaman oleh siswa-siswi. Jujur, saya terharu. Saya bangga dengan kemauan mereka untuk sekolah disitu, dan mereka tidak malu. Sempat terlintas dalam benak saya tentang anak jaman sekarang yang malas sekolah, buat kasus disekolah, dan tidak lagi peduli dengan biaya yang dikeluarkan untuk sekolahnya, dan saya membandingankan dengan mereka yang mencari sekolah gratis dan mengusahakan apa yang bisa mereka kerjakan, cukup ironi. Jaman sekarang anak remaja gengsi memilih jurusan yang kurang enak didengar, tapi beda dengan mereka yang cukup antusias.

Sepanjang saya keliling-keliling sekolah tersebut, seorang siswi sambil menjelaskan setiap ruangan demi ruangan, dengan rasa haru yang tidak hilang saya mendengarkannya. Dan akhirnya saya masuk dalam sebuah kelas, kelas mereka tanpa bangku dan meja, mereka duduk dilantai dan saya melihat dinding kelasnya yang ditempel dengan kertas-kertas. Saya masuk, dan mendekati kertas-kertas itu dengan rasa penasaran. Ternyata kertas-kertas tersebut adalah tulisan para siswa-siswi dengan cerita mereka masing-masing dengan judul yang sama “MIMPIKU” hmmm..makin saya terharu dengan semua cerita mereka. Ternyata mereka memiliki cita-cita yang diluar dugaan, dan sempat saya berulang kali membaca sebuah mimpi siswa yang saya sempat kenalan, inilah mimpinya….



Setelah berulang membacanya, saya tersenyum. Jika kamu tanya pendapat saya, saya sulit mengeluarkan pendapat. Mungkin hanya satu kata “bangga”
Saya semakin berharap untuk anak-anak Indonesia supaya bangkit dari ketidakmampuan, kembali bermimpi untuk masa depan yang penuh harapan dan bersyukur dengan keadaan apapun, dan ingat supaya benar-benar menggapai cita dengan usaha yang NYATA.
Ayo berani bermimpi, kejar dan kerjakan!

Sunday, December 2, 2012

..us..



Entah kenapa siang ini saya kangen dengan mereka, padahal baru kemarin bertemu mereka..dari pada rindu dipendam lebih baik saya lampiaskan lewat tulisan ini. 

Sondy, cewe yang cuek dan sedikit jorok..sok preman tapi gampang nangis, blak-blakan dan tegas, pemakan segala jenis makanan dan hapal tempat-tempat makan yang enak, punya prinsip dan peduli banget sama sekitarnya, tapi kadang juga ga konsisten #ups.. hahhaha. Tapi ga tau kenapa saya udah terlanjur ‘terikat’ dengan kata ‘persahabatan’ dengan cewe ini, disatu sisi karakter dan watak kami hampir mirip jadi kadang ngerasa lagi ngaca kalau ketemu dan ngobrol. Disatu sisi dia orang yang sangat cinta Tuhan, satu kali saya pernah merasa kecewa dan gagal dan merasa ‘lelah’ tapi sondy ga pernah cape kasi saya teguran dan motivasi, dan saya tau banget  dia ga sekedar ngobral kata-kata tapi dia mendoakan saya..ya secara tidak langsung dia orang suka bikin saya sadar..

Yustian, cowo yang sama cuek dan sedikit jorok..sok preman juga dan sama juga melownya #grrrrr…riweuh tapi sabar banget, sama juga suka makan (kalau kita makan sisa pasti dia yang habisin), berprinsip, totalitas dan cukup konsisten. Kalau orang-orang lain yang ga terlalu kenal dia nyangkanya cowo yang kalem dan tegar padahal……#nocomment. Meskipun dia terlihat cuek, tapi dia care banget sama orang-orang yang dekat dengan dia #sayasaksinya hehehe. Disatu sisi dia orang yang sangat berjiwa social, ga keitung cerita dia tentang bantuin orang lain. Orang yang salah satu saya teladani perjuangan hidupnya. Karakter dan wataknya ga jauh beda dengan saya dan sondy..tapi jujur, saya banya belajar dan terinspirasi dari hidupnya dia..


tidak pernah bosan bercerita tentang 'persahabatan'
ya,mungkin karena saya telah menemui sahabat  yang terbaik sampai saat ini..kecewa mungkin memang pernah terjadi, tapi justru itulah yang membuat sebuah persahabatan teruji. Seorang sahabat tidak perlu menuntut perhatian karena sahabat mengerti tanpa harus dituntut, entah kenapa kadang sahabat bisa jadi orang yang lebih dekat dari saudara. Lewat tulisan ini, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian yang telah menjadi sahabat saya sampai saat ini. Tidak terhitung setiap moment yang kita jalanin. Meski kita bertiga sama-sama cuek, tapi kita tidak pernah lupa untuk saling menguatkan. Begitu banya kesan dan pesan selama bersama kalian. 6 tahun sudah kita bersama, tapi mari kita buktikan pada waktu bahwa kita akan terus bersama walau mungkin kedepan kita akan berpisah. Terima kasih Sondy dan Yustian untuk setiap pembentukan, pembelajaran, teguran, nasihat, keceriaan dan kekonyolan kita dihari kemarin..kita masih punya banyak waktu untuk mengukir setiap cita-cita dan tujuan hidup kita didalam Tuhan..

Wednesday, November 7, 2012

sebuah lagu



Ada sebuah lagu yang rasanya sering sekali saya putar dan tidak bosan mendengarnya, bukan karena musiknya yang sangat teknis taupun suara vokalis yang profesioanl. Sebenarnya masih banya lagu yang lebih bagus dari lagu tersebut, tapi satu-satunya alasan yang membuat saya sangat suka dengan lagu ini adalah lagu tersebut seperti hidup dan membawa pesan yang cukup kuat.

Saya diingatkan betapa saya membutuhkan “keberadaan Tuhan” yang kuat, karena tanpa kehadiran-Nya dihati saya, mungkin saya bukanlah yang bisa mengerti tujuan hidup sampai kapanpun.

Namun semuanya sangat berubah ketika saya bukan sekedar “tau” tentang Tuhan tetapi saya dibawa untuk “mengenal” Tuhan saya. Lagu ini mampu membawa saya merasakan betapa rindu dan butuhnya saya pada –Nya. Beberapa liriknya menegaskan bahwa Tuhan setia menyertai setiap langkah kita, itu membuat saya tidak taku dengan setiap keadaan yang sekarang ataupun esok.

Tuhan bisa berbicara pada kita lewat apapun, sekalipun benda mati. Lewat sebuah lagu terkadang Tuhan pun rasanya sedang mememeluk kita, ditengah-tengah tidak ada orang yang tahu bahwa kita rindu sebuah pelukan.

Tapi yang lebih penting dari semua  pengalaman kita yang menurut kita sangat menyentuh adalah bagaimana dengan hidup kita setelah ini, apakah kita tetap sama dengan hari kemari dan mengganggap kegagalan akan terus menemani atau sangat ingin memberikan yang lebih kepada Dia yang telah dengan total mengasihi kita dan kasih-Nya tidak mengenal musim.


Beginilah lirik lagu yang saya ceritakan tadi:

I need You more, more than yesterday
I need You Lord, more than words can say
I need You more, than ever before
I need You Lord
I need You Lord
More than the air I breathe
More than the song I sing
More than the next heartbeat
More than anything
And Lord, as time goes by, I will be by your side
Cause I never want to go back to my old life.
Right here in Your presence is where I belong
This old broken heart has finally found a home
And I'll never be alone
I need you more

'cause I never want to go back



*terimakasih untuk seseorang yang memperkenalkan saya pada lagu ini.

Sunday, September 16, 2012

hujan



Dia datang tanpa ada sapa, berhenti tanpa pesan

Lama tak kembali tanpa pengertian..

Tidak pernah sanggup kita mengerti mengapa ia ada,

Satu waktu aku melihatnya dan merasa takut, seolah-olah menghantui dengan hentakannya

Padahal, ia tidak pernah ingin menyakiti, karena ternyata ketakutan kita sendiri yang menyakiti

Ternyata…siapa yang salah?

Ia hanyalah sebuah ciptaan, yang hadir dan pergi dengan sebuah alasan mistery,

Hujan dan dirimu…apakah yang membedkan kalian? Sama-sama memilki misteri yang tanpa sadar kita membutuhkanya

Thursday, September 6, 2012

enam september

Kurang lebih hampir setahun saya tidak menulis dirumah tulisan ini, karena begitu banya alasan yang membuat saya cukup terdiam..tapi bukan sebuah alasan, ketika kita mengerti apa yang harus kita lakukan maka lakukanlah itu dengan tulus.

hari ini saya tidak bisa kembali menahan jari saya untuk kembali menari diatas kumpulan kotak huruf-huruf ini, saya hanya ingin berbagi cerita dan tepatnya tanggal hari ini menjadi bukti kelahiran saya dan sebagian bukti kesetiaan Tuhan dan beberapa orang yang telah saya lihat dan rasakan..




Setiap kita dipilih untuk tujuan tertentu dan special, tidak ada hal yang kebetulan didunia ini termasuk jatuhnya sehelai rambut kita ke tanah. Tidak ada yang sia-sia ketika kita melakukannya dengan setia, tetapi ketika kita tidak setia rasanya sulit memahami hasil yang kita peroleh karena hasilnya tidak akan maksimal dan mungkin saja akan menjadi kesia-sia dalam hidup kita.

Ditahun ini, bulan ini, hari ini 06 September 2012. Begitu banyak perjalanan yang saya tempuh. Saya selalu bisa merasakan setiap dukungan dan doa dari orang-orang yang mengasihi saya. Bahkan itulah yang terkadang membuat saya sadar bahwa doa itu yang menjagai saya, hingga akhirnya saya masih bisa tertawa dan menangis merasakan hidup yang indah.

Banyak hal yang terkadang membuat saya tidak mengerti, bingung, kecewa, senang, terharu, dan banyak perasaan yang tidak tergambarkan, tetapi semuanya mendatangkan tujuan dalam hidup saya. Ketika saya setia dalam setiap proses yang Tuhan sediakan bagi saya, berarti Tuhan juga telah menyediakan jawaban bagi saya yaitu janji-Nya.

Sampai saat ini, saya masih banyak memilki kelemahan dan kekurangan, tapi setiap karakter dari orang-orang disekitar membuat saya semakin mengerti jelas tentang bagaimana menghargai mereka seperti Tuhan sangat membuat mereka berharga dimata-Nya.

Apapun yang kalian sukai atau tidak sukai dalam diri saya, saya hanya bisa tersenyum dan berusaha maksimal untuk semakin berubah, karena Kasih-Nya yang memampukan kita sama-sama berubah.

Angka “25” mengingatkan saya pada kata “setia”. Semampu dan sekuat apapun saya, jika saya tidak setia pada Tuhan rasanya hidup saya sia-sia. Saya mengerti bahwa sebenarnya kondisi tidak mampu membuat kita berubah setia, karena kita adalah pengubah kondisi bukan kondisi yang merubah kita.

Terima kasih untuk setiap “sebuah cinta” yang kalian berikan yang membuat saya menjadi mampu setia. Hidup kalian menjadi hadiah-hadiah bagi saya dihari ini dan selamanya.

Terimakasih untuk keluarga tercinta, yang membuat saya belajar rendah hati dan mengahrgai sebuah hubungan.

Terimakasih Tuhan, untuk setiap peringatan yang mengajarkan saya untuk tetap setia dengan Tuhan.