Tepat jam tiga sore mereka berjanjian untuk bertemu dan sekedar ngopi bareng dan saling mengadu cerita-cerita lucu yang sudah mereka siapkan masing-masing. Ya…itulah yang menjadi kegemaran dua orang sahabat wanita itu, mereka sering menghabiskan waktu dengan ditemani suara tawa mereka yang agak berisik. Sore itu Rere lebih dulu datang dan
“ntar Ca kalo ‘kasar’ gue diculik baru ilang..”
“eh, kemaren kemana lo Re?Gue nunggu lo chating tapi kaga muncul-muncul, molor ya lo?
“ya eyalah Ca,ngapain lagi coba malem-malem..!”
“Re, kapan ya kita punya cantolan?!”
“nyante ajalah Ca, toh jodoh ga
“nyangka aja ah Re..kita
“hah,,,siapa bilang gue preman? Lo aja Ca ama keluarga lo, gue ga ikut-ikutan..!”
“eh jangan belokin diri lo Re…gw tau jelas gelagak preman lo..hahhaha”
“oia Re..by the way, gue ga pernah tau loh background lo yang sebenernya…certain donk!”
“tumben elu nanya-nanya gue Ca, ada apa neh?”
“iya, soalnya udah ga ada topic yg lucu lagi Re”
“hfh…kirain…!!”
“tapi emang bener ya Ca..kenapa ya dulu gue disebut preman? Hampir orang yang baru kenal gue, pasti pada takut ma gue..!”
“Rere…rere….mata lo aja udah preman…tau !!!”
“hahahhahaha,,,,,Ca gue dulu emang suka jailin orang abis-abisan, boongin guru, manjat
“nah mending elu Re, gue sama sekali ga kaya lu, gue orang yang rajin dikelas, deket sama guru dan suka bantuin temen-temen gue, tapi kenapa gue disebut preman juga?!”
“udah lah Ca..lupain aja….ngapain coba kita bahas pandangan orang-orang yang sebenernya salah besar..”
“bener elu Re…tumben lo waras,,, !”
Sepanjang dua tahun persahabatan mereka banyak dihabiskan hanya untuk ngopi, ngobrol, tertawa dan hal-hal yang membuat mereka senang sementara.
Tapi dibalik itu semua, Rere sebenarnya tidak tau kalau latar belakang
Berbalik dengan keadaan Rere yang sebenarnya.
Tiga tahun persahabatan mereka tetap dalam keadaan yang sama. Hanya diiringi tawa diatas kesedihan mereka masing-masing. Dan sebulan kemudian ternyata Rere harus keluar negeri untuk bisa mendapatkan perawatan yang lebih intensif demi mencapai kesembuhannya, karena kanker Rere sudah stadium tiga. Rere berkata pada
Sempat Ica merasa sedih karena
Tiga bulan setelah kepergian Rere keluar negeri,
Persahabatan bukan bicara soal senang dan tawa saja. Tapi persahabatan yang sesungguhnya adalah ketika kita mau saling terbuka dan percaya. Jangan katakan ‘kita bersahabat’ jika kita tidak pernah tahu yang sebenarnya tentang sahabat yang sering ada disamping kita. Persahabatan menjadi sempurna ketika kita memiliki waktu untuk terbuka, percaya dan mendoakan.
Jika ada penyesalan, lupakanlah itu..karena penyesalan hanyalah menyesali masa lalu, ingat anda masih memilki masa depan dan harapan…kecuali jika anda ingin menyesal kembali. Rangkullah sahabat kita ketika ia sedih, dan topanglah ketika ia lemah bahkan terjatuh. Karena untuk itulah kata ‘sahabat’ ada.
3 comments:
sahabat memang harus menjadi teman saat suka dan duka...waahh..template baru lagi ni heheh
moga bukan based on a true story,,
huehuehehhe
nice post..
salam dari rudiments
moga bukan based on a true story,,
huehuehehhe
nice post..
salam dari rudiments
Post a Comment