Telah lama aku menantikannya, waktu yang tidak pernah aku
ingin lewatkan dalam hidupku.
Bertemu dan mengucapkan janji untuk selalu melangkah bersama
dan berhitung waktu dengannnya, apakah kau juga menantikan waktu-waktu itu
terjadi dalam hidupmu?
Anganku mulai bermain dalam khayal, seakan kebahagiaan yang
sesungguhnya hanya berjarak dekat, dan sangat dekat untuk aku raih.
Aku semakin ingin berlari kencang, mengambil kebahagiaan
yang memang semestinya menjadi milikku, bukankah ini yang seharusnya memang aku
dapatkan? Ya, aku ingin segera hidup dalam kebahagiaan bersamanya.
Tiba-tiba angin berbisik ditelingaku, tiba-tiba matahari
seperti memberi cahaya isyarat.
Aku memandang pada rumput yang mulai berguguran, seolah ia
bercerita tentang sebuah perpisahan.
Alam seperti ingin bercerita tentang sebuah siklus hidup,
tentang pertemuan dan perpisahan, tentang rotasi hidup yang tak selalu seperti
harapan, dan..hampir saja aku ingin beranjak, menutup mata dan telingaku.
Tapi aku coba membuka mata, mencoba mendengar cerita alam,
mencoba melihat realita yang ada.
Bahkan seolah-lah dia pun bertanya padaku tentang…
“apakah kau meyakini waktu yang kau tunggu?”
“tidakkah kau tahu bahwa kebersamaan tak selalu bersama”
“bahwa kebahagiaan sebuah kata yang akan berlalu dengan
cepat”
Aku terdiam, aku terbius oleh ancamannya.
Cukup lama aku terdiam, dan tak terhitung pilihan dibenakku
Dan disaat itupun aku mengingat Pencipta hidupku, seolah
Sang Pencipta memberikan pilihan untuk aku tak memilih apapun,
Ya..memilih untuk tak memilih, karna ternyata segala ancaman
tidak pernah DIA tawarkan padaku.
Dengan gugup aku bertanya, apakah kebahagiaan sejati bisa
kudapatkan disisa hidupku dimuka bumi ini?
Seperti hanya senyuman dan seolah DIA memang telah
menyediakan segala sesuatu yang aku harapkan.
Bukankah DIA sang Pencipta? Bukankah Pencipta selalu
memberikan yang terbaik dan keindahan yang sejati bagi ciptaanNya?
IA sang Pencipta tak pernah menyembunyikan kebahagiaan untuk
kita nikmati,
IA sang Pencipta sangat menginginkan ciptaanNya hidup dalam
tawa dan bahagia yang nyata, yang bukan sekedar angan dan benak.
Kini aku siap, melangkah dalam kebahagiaan yang ternyata
memang telah Pencipta siapakan bagiku.
1 comment:
Siapkah aku?
Post a Comment