Saturday, February 7, 2015

Siapkah kita?


Telah lama aku menantikannya, waktu yang tidak pernah aku ingin lewatkan dalam hidupku.
Bertemu dan mengucapkan janji untuk selalu melangkah bersama dan berhitung waktu dengannnya, apakah kau juga menantikan waktu-waktu itu terjadi dalam hidupmu?

Anganku mulai bermain dalam khayal, seakan kebahagiaan yang sesungguhnya hanya berjarak dekat, dan sangat dekat untuk aku raih.

Aku semakin ingin berlari kencang, mengambil kebahagiaan yang memang semestinya menjadi milikku, bukankah ini yang seharusnya memang aku dapatkan? Ya, aku ingin segera hidup dalam kebahagiaan bersamanya.

Tiba-tiba angin berbisik ditelingaku, tiba-tiba matahari seperti memberi cahaya isyarat.
Aku memandang pada rumput yang mulai berguguran, seolah ia bercerita tentang sebuah perpisahan.

Alam seperti ingin bercerita tentang sebuah siklus hidup, tentang pertemuan dan perpisahan, tentang rotasi hidup yang tak selalu seperti harapan, dan..hampir saja aku ingin beranjak, menutup mata dan telingaku.

Tapi aku coba membuka mata, mencoba mendengar cerita alam, mencoba melihat realita yang ada.

Bahkan seolah-lah dia pun bertanya padaku  tentang…
“apakah kau meyakini waktu yang kau tunggu?”
“tidakkah kau tahu bahwa kebersamaan tak selalu bersama”
“bahwa kebahagiaan sebuah kata yang akan berlalu dengan cepat”

Aku terdiam, aku terbius oleh ancamannya.
Cukup lama aku terdiam, dan tak terhitung pilihan dibenakku

Dan disaat itupun aku mengingat Pencipta hidupku, seolah Sang Pencipta memberikan pilihan untuk aku tak memilih apapun,
Ya..memilih untuk tak memilih, karna ternyata segala ancaman tidak pernah DIA tawarkan padaku.

Dengan gugup aku bertanya, apakah kebahagiaan sejati bisa kudapatkan disisa hidupku dimuka bumi ini?

Seperti hanya senyuman dan seolah DIA memang telah menyediakan segala sesuatu yang aku harapkan.

Bukankah DIA sang Pencipta? Bukankah Pencipta selalu memberikan yang terbaik dan keindahan yang sejati bagi ciptaanNya?
IA sang Pencipta tak pernah menyembunyikan kebahagiaan untuk kita nikmati,
IA sang Pencipta sangat menginginkan ciptaanNya hidup dalam tawa dan bahagia yang nyata, yang bukan sekedar angan dan benak.


Kini aku siap, melangkah dalam kebahagiaan yang ternyata memang telah Pencipta siapakan bagiku.