ini jadi awal yang kembali menyemangati saya, dari sekian kesibukan ditengah-tengah ketidaksibukan saya..saya berusaha untuk tetap konsisten dan mau belajar maksimal dengan apa yang Tuhan taruhkan dalam diri saya. Saya masih sedang belajar untuk menjadikan sempurna atas setiap panggilan yang ditentukan Tuhan. Berawal dari rajin menulis, menawarkan tulisan-tulisan, kirim2 tulisan
Sunday, June 20, 2010
akhirnya hasil wawancara dimuat.
Tuesday, June 15, 2010
mau berkorban demi hasil maksimal
ya.. itu sering menjadi prinsip saya..seringkali saya sudah terlanjur memilki gairah dalam hal-hal tertentu khusunya hal-hal yang memang saya jiwai. Saya tidak peduli seberapa rugi yang saya tanggung, tapi saya terus berjuang demi sebuah hasil yang maksimal. Tidak peduli juga dengan kegagalan yang saya alami, karena itu hanya sebuah titik pengujian. Namun saya juga tidak menyepelekan sebuah kegagalan, karena terkadang sebuah kegagalan menjadi teguran keras. Tapi kembali lagi pada 'passion' kita. Jangan pertanyakan 'kapan' kita akan sampai pada titik mimpi itu? tapi bertanyalah 'bagaiman' supaya kita bisa ada dititik akhir pencapaian tersebut?. Banyak bertanya pada diri sendiri dan juga banayak menjawab terkadang menjadi bahan dorongan pada pengertian. Banyak kata-kata bijak yang keluar dari mulut saya untuk telinga saya sendiri. Bukan bermaksud egois, tapi saya tidak mau terlalu lama menunggu orang lain memotivasi saya, kalau diri kita bisa memulainya..kenapa tidak untuk memulainya?. Seorang pernah bertanya "mengapa tulisan kamu banyak mengeluarkan kalimat-kalimat motivasi?" .. dengan cepat saya menjawab "saya hanya ingin menghargai orang". Mengapa?... saya menjawab dengan singkat begini :
Seseorang yang sedang tidak semangat, ataupun sedang letih dengan keadaan pasti dalam hatinya merasa kesepian..nah, saya tidak bisa berbuat banyak untuknya..saya hanya melakukan dengan apa yang bisa saya lakukan, MENULIS..telah menjadi kesukaan, passion, hobby dan lebih dari itu 'kerinduan'..mungkin, ini menjadi salah satu untuk saya bisa menjangkau sedemikian orang banyak..minimal saya bisa mengenali karakter, mengenal orang lebih banyak dan tentunya saya bisa membawa pengaruh yang baik untuk orang-orang..yah begitulah jawaban saya yang singkat..
Saat itu juga orang teresbut hanya mengangguk dan seolah-olah mengerti bahwa hal itu juga yang saya lakukan untuknya.
Friday, June 11, 2010
diagnosa
Saya hanya terdiam ketika mendengar setiap keluhan yg terucap dari mulutnya..sempat kualihkan mukaku darinya sekedar untuk menghilangkan fokusku supaya tidak mendengarkan setiap perbincanganya bersama seseorang dibalik hand phonenya tersebut. Namun setiap perkataanya membuatku sesekali merinding dan merasa sedih.
Yah…ini kisahku tadi siang, tak sengaja saya bergegas pergi dan menaiki sebuah angkutan
Namun sosok wanita itu selalu mengalihkan pandanganku dan selalu saja membuat telingaku gatal ingin mendengar percakapannya dengan seseorang yang ada dibalik telepon itu. Huh…akhirnya sayapun mulai mendengar dan mencoba mengerti semua percakapannya..meski rasanya ini tidak sopan,tapi tak apalah..lagian dia
Dan mulai saya diam dan pura-pura menunduk untuk mendengarkan seorang wanita pelajar yang baru pulang dan dengan asiknya bercakap-cakap dengan seseorang, dan wanita itu berkata…..
“ya…,kenapa dok..?” (wah ternyata dia bicara dengan seorang dokter..pikirku)
“maaf ya dok tadi saya ga control, habisnya males..bosen tiap hari harus kesana”
“lagian untuk apa juga datang,kalau pada akhirnya saya ga bisa sembuh”
“udah lah dok..jangan paksa saya..”
“saya cuma ingin coba seminggu ini aja untuk ga control dan ga minum obat”
“saya rasa saya masih bisa bertahan..yah palingan kalau nanti kambuh saya telepon dokter aja ya..”
“dok, jangan bilang mamah kalau saya ga control ya..hhe”
“dok, sebenernya saya tahu kalo obat-obat yang dokter kasih kesaya cuma untuk ngurangin rasa sakit
“saya pengen dosisnya ditambahin boleh ga..soalnya udah ga kerasa efek apa-apa dok”
Sebentar-sebentar saya mulai memahami kondisi wanita ini, dan tiba-tiba saya merasa sedih..sedih yang agak dalam. Saya pun bingung mengapa saya tiba-tiba marasakan ini. Dan saya melanjutkan untuk mendengarkan percakpannya dengan dokter yang ada dibalik telepon terserbut…
“dok, saya
“dok kapan ya saya bisa sembuh”
“dok..saya siap koq kalau saya ga sembuh juga”
Tiba-tiba saja saya benar-benar ingin menangis ketika berbica begitu. Dan seketika itu saya mulai sadar bahwa tempat yang saya tuju sudah dekat. Dengan tangan lemas saya mengambil uang untuk bayar ongkos dan muka saya pun mulai sedikit sedih dengan menahan agar saya tidak menangis dengan tidak jelas.
Setelah saya turun dari mobil tersebut, saya hanya bisa merenung dan kembali mengingat-ingat percakapan yang baru saja saya simak.
Hmmmmm…saya manarik nafas begitu panjang, pikirku..seorang wanita pelajar yang begitu masih mudanya sudah didiagnosa sebuah penyakit yang mungkin tidak bisa sembuh. Entah apapun penyakitnya tapi itu adalah sebuah musuh untuk semua tubuh ciptaan-Nya. Saya jadi merasa sangat bersyukur dengan tubuh saya yang sehat dan sempurn. Tersentak saya mengingat teman-teman saya yang sampai saat ini masih mengidap sebuah penyakit dalam tubuhnya. Betapa sakitnya tubuh mereka bahkan hati mereka yang lebih sakit, karna mungkin sesekali mereka berpikir bahwa Tuhan tidak adil untuk mereka, meski sebenarnya itu adalah sebuah kesalahan dalam berpikir. Saya jadi ingat dan ingin bertemu dengan teman-teman saya yang beberapa diantara mereka mengidap sakit tumor, kangker, liver dan seseorang yang hingga kini tidak mau menyebutkan penyakit dalam tubuhnya..mungkin menurutnya ini terlalu parah atau mungkin dia menganggapnya tidak prelu ada orang yang tahu. Hai teman..saya mengasihi kalian, mungkin terlalu bosan kalian mendengar perkataan ‘cepat sembuh’ tapi rasanya tidak ada kata lain yang bisa terucap untukmu.
Andai saja kalian saat ini ada disampingku..saya hanya ingin memelukmu dan berkata bahwa Tuhan tetap adil untuk kalian dan terakhir kata yang ingin kuucapkan adalah “selamat sembuh”